DELEIGEVEN ECONOMIA

About economy, finance, agriculture and forestry business, management & leadership.

Translate

Selasa, 20 September 2016

Massoia, Atsiri Kebanggaan Papua



Apa Itu Massoia?

Massoia adalah sejenis pohon yang masih sekerabat dengan Kayu Manis. Di Papua dikenal sebagai aikor atau aikori. Habitus berupa pohon, tinggi sekitar 25 m. Batang besar dengan diameter ± 30 cm, tebal kulit kayu dapat mencapai 0,5 cm serta menebarkan aroma wangi. Aroma wangi berasal dari kandungan minyak atsiri yang dikenal sebagai Massoia Lactone. Bentuk daun bundar telur yang meruncing ke arah ujung daun. Duduk daun melingkar atau berlawanan. Perbungaan mempunyai tangkai panjang ± 10 cm, muncul dekat pangkal daun. Buah buni, berbiji satu. Kayunya dipakai sebagai bahan bangunan, kulit kayunya dijadikan campuran untuk pewarna merah dan campuran wewangian.

Tanaman yang juga memiliki sinonim Cryptocarya Massoy (Oken) Kosterm ini merupakan anggota famili Lauraceae. Di Indonesia tanaman Massoia ditemui di dataran rendah di di Papua pada 400-1000 mdpl. Tanaman ini tumbuh diwilayah tengah, timur, dan selatan Papua dengan pengecualian pulau-pulau di Teluk Cendrawasih. Sedangkan negara selain Indonesia yang juga memiliki populasi tanaman massoia adalah Papua New Guinea.

Keunikan dari pohon ini adalah pohon ini tidak dapat hidup dalam waktu yang lama dan pohon ini tidak dapat tumbuh saling berdekatan karena pohon ini menghasilkan hawa panas sehingga dapat membunuh tanaman lain (yang menghasilkan hawa panas) yang berada didekatnya termasuk sesama pohon massoia, dan pohon massoia itu sendiri.

Populasi pohon massoia saat ini semakin sulit ditemukan didataran rendah dan hampir keseluruhan dari populasi pohon ini hanya bisa ditemukan didataran tinggi, dengan kata lain pohon ini sudah semakin langka. Pohon massoia telah dikategorikan sebagai tanaman langka dan merupakan flora yang dilindungi di Indonesia.

Populasi Massoia di Papua dapat dijumpai di wilayah kabupaten Nabire, Kaimana, Fak-fak, Merauke, Jayapura, Sarmi, dengan pupulasi terbanyak di wilayah Kabupaten Nabire. Habitat pohon Massoia tidak dapat dijumpai di pulau-pulau disekitar pulau besar Papua. Menurut informasi dari para pekerja Massoia, tidak ada populasi pohon Massoia di wilayah Kabupaten Sorong dan Kabupaten Manokwari, itu artinya tidak ada populasi pohon Massoia didaerah Kepala Burung (julukan untuk wilayah barat laut Pulau Papua, dikarenakan bentuk Pulau Papua yang menyerupai burung). 

Adapun kualitas kulit kayu Massoia yang terbaik berasal dari wilayah Kabupaten Nabire, terutama yang berasal dari daerah Wanggar, Muri, dan Kwatisore. 

Baik atau buruknya kualitas dan kuantitas minyak kulit kayu Massoia dapat dilihat dari ketebalan kulit kayu dan juga warnanya. semakin tipis kulit kayu tersebut maka semakin bagus kuantitas minyaknya, dan jika kulit kayu Massoia berwarna cerah kecokelatan maka kualitasnya semakin bagus. 



Manfaat Massoia

Minyak atsiri massoia lactone pertama kali diperkenalkan oleh Belanda saat masa kolonial. Tanaman massoia memiliki aroma yang khas yang berasal dari minyak atsiri yang dikenal sebagai massoia lactone. Bagian dari tanaman ini dengan kandungan massoia lactone terbanyak adalah bagian kulit kayu dan dari kulit kayu inilah yang setelah disuling kemudian menghasilkan minyak massoia. Secara tradisional minyak massoia digunakan untuk mengobati keputihan, kejang perut, nyeri pada tulang, penurun panas, sebagai jamu, dll.




INDUSTRI ATSIRI MASSOIA

Seiring berjalan waktu, minyak massoia pun menjadi salah satu komoditas ekspor. Hal ini disebabkan permintaan pasar Eropa dan Amerika Utara yang sangat tinggi.

Volume perdagangan minyak atsiri dunia diperkirakan bernilai sekitar USD.4 milliar pada tahun 2007. Indonesia adalah salah satu pengekspor utama minyak atsiri dunia dengan nilai ekspor minyak atsiri dan turunannya lebih dari USD.120 juta pada tahun 2007. Pemasaran minyak atsiri tidak bisa terlepas dari penggunaannya. Industri pengguna utama minyak atsiri adalah industri flavor & fragrance, industri kimia aromatik, industri farmasi, industri kosmetik (termasuk spa) dan toiletries (termasuk detergent), industri pengendalian serangga/hama serta industri makanan & minuman. Hampir semua jenis minyak atsiri digunakan untuk industri flavor & fragrance. Oleh karena itu, sektor ini adalah pasar utama minyak atsiri. Pemain utama industri ini adalah perusahaan multinasional dan sebagian besar juga sudah beroperasi di Indonesia.

Perkiraan penjualan mereka pada 2007 mencapai USD.19.8 milyar dan 69% dikuasai 10 perusahaan besar seperti terlihat pada diagram di bawah.

Beberapa minyak atsiri memiliki gugus kimia aromatik yang bisa diisolasi dan direaksikan untuk mendapatkan gugus kimia aromatik lain. Industri ini membutuhkan minyak atsiri berharga ekonomis karena produk kimia aromatik turunannya masih memerlukan beberapa tahap proses isolasi maupun reaksi lagi. Industri farmasi dengan riset dan pengembangan yang dinamis menyediakan peluang terhadap pemakaian minyak atsiri maupun kimia aromatik turunan minyak atsiri. Industri lain yang prospektif adalah industri spa, kosmetik, makanan-minuman dan pengendalian serangga/hama.

Di antara sekitar 300 jenis minyak atsiri, terdapat puluhan jenis minyak atsiri yang sudah, sedang dan berpotensi dikembangkan di Indonesia. Minyak massoia adalah salah satunya. Minyak massoi yang diproduksi di Indonesia memiliki output lebih dari 5 ton per tahun. Sebagian besar hasil produksi minyak massoia diekspor dengan tujuan utama kawasan Eropa Barat dan Amerika Utara. Hingga saat ini hampir semua produsen minyak massoia di Indonesia masih mengekspor minyak atsiri secara utuh tanpa melakukan proses re-steam (penyulingan kembali) untuk melakukan pemisahaan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam minyak massoia sehingga pada negara-negara importir akan melakukan re-steam untuk memisahkan dan mengelompokkan senyawa-senyawa kimia tersebut sebelum disalurkan kepada konsumen.

Selain sebagai salah satu komoditas ekspor, perdagangan kulit kayu massoi ini memberikan dampak yang positif bagi penduduk lokal yaitu peningkatan pendapatan. Adapun harga jual kulit kayu massoia dari masyarakat lokal di Papua adalah:

Tahun 2013: Rp.45.000–Rp.50.000 per kg, dan harga jual distributor lokal adalah Rp.55.000-Rp.70.000. 

Tahun 2014: Rp.45.000–Rp.50.000 per kg, dan harga jual distributor lokal adalah Rp.65.000-Rp.85.000.

Tahun 2015: Rp.45.000–Rp.50.000 per kg, dan harga jual distributor lokal adalah Rp.75.000-Rp.95.000.


Harga jual domestik minyak massoia adalah ±Rp.6.000.000/liter dengan kualitas massoia lactone minimal 80.



Artikel lainnya tentang massoia:
PELESTARIAN POHON MASSOIA DI PAPUA